Cerita SEX Kisah Pembantu Rumah



Kira-kira empat bulan lalu, aku pindah dari rumah kontrakanku ke rumah yang aku
beli. Rumah yang baru ini hanya beda dua blok dari rumah kontrakanku. Selain
rumah aku pun mampu membeli sebuah apartemen yang juga masih di lingkungan
aku tinggal, dari rumahku sekarang jaraknya 3 km. Selama aku tinggal di rumah
kontrakan, aku mengenal seorang pembantu rumah tangga, sebut saja Yarmi. Dia
juga pelayan di toko milik majikannya, jadi setiap aku atau istriku belanja, Yarmi-lah
yang melayani kami. Dia seorang gadis desa, kulit tubuhnya hitam manis namun
bodinya seksi untuk ukuran seorang pembantu rumah tangga di daerah kami tinggal,
jadi dia sering digoda oleh para supir dan pembantu laki-laki, tapi aku yang bisa
mencicipi kehangatan tubuhnya. Inilah yang kualami dari 3 bulan lalu sampai saat
ini.
Suatu hari ketika aku mau ambil laundry di rumah majikan Yarmi dan kebetulan dia
sendiri yang melayaniku.
"Yarmi, bisa tolong saya cariin pembantu..."
"Untuk di rumah Bapak...?"
"Untuk di apartemen saya, nanti saya gaji 1 juta."
"Wah gede tuh Pak, yach nanti Yarmi cariin... kabarnya minggu depan ya Pak."
"Ok deh, makasih yah ini uang untuk kamu, jasa cariin pembantu..."
"Wah.. banyak amat Pak, makasih deh.."
Kutinggal Yarmi setelah kuberi 500 ribu untuk mencarikan pembantu untuk
apartemenku, aku sangat perlu pembantu karena banyak tamu dan client-ku yang
sering datang ke apartemenku dan aku juga tidak pernah memberitahukan
apartemenku pada istriku sendiri, jadi sering kewalahan melayani tamu-tamuku.
Dua hari kemudian, mobilku dicegat Yarmi ketika melintas di depan rumah
majikannya.
"Malam Pak..."
"Gimana Yar, sudah dapat apa belum temen kamu?"
"Pak, saya aja deh.. habis gajinya lumayan untuk kirim-kirim ke kampung."
"Loh, nanti Ibu Ina, marah kalau kamu ikut saya."
"Nggak.. apa-apa deh Pak, nanti saya yang bilang sama Ibu."
"Ya, sudah kalau ini keputusanmu, besok pagi kamu saya jemput di ujung jalan sini
lalu kita ke apartemen."
"Ok... Pak."
Keesokan pagi kujemput Yarmi di ujung jalan dan kuantarkan ke apartemenku.
Begitu sampai Yarmi terlihat bingung karena istriku tidak mengetahui atas
keberadaan apartemenku.
"Tugas saya apa Pak...?"
"Kamu hanya jaga apartemen ini, ini kunci kamu pegang satu, saya satu dan ini
uang, kamu belanja dan masak yang enak untuk lusa karena temen-temen saya
mau main ke sini."
"Baik Pak..."


Dengan perasaan agak tenang kutinggalkan Yarmi, aku senang karena kalau ada
tamu aku tidak akan capai lagi karena sudah ada Yarmi yang membantuku di
apartemen.
Keesokannya sepulang kantor, aku mampir ke apartemen untuk mengecek persiapan
untuk acara besok, tapi aku jadi agak cemas ketika pintu apartemen kuketuk
berkali-kali tidak ada jawaban dari dalam. Pikiranku khawatir atas diri Yarmi kalau
ada apa-apa, tapi ketika kubuka pintu dan aku masuk ke dalam apartemenku
terdengar suara dari kamar mandiku yang pintunya terbuka sedikit. Kuintip dari sela
pintu kamar mandi dan terlihatlah dengan jelas pemandangan yang membuat diriku
terangsang. Yarmi sedang mengguyur badannya yang hitam manis di bawah shower,
satu tangannya mengusap payudaranya dengan busa sabun sedangkan satu kakinya
diangkat ke closet dimana tangan satunya sedang membersihkan selangkangannya
dengan sabun.
Pemandangan yang luar biasa indah membuat nafsu birahiku meningkat dan kuintip
lagi, kali ini Yarmi menghadap ke arah pintu dimana tangannya sedang meremas-
remas payudaranya yang ranum terbungkus kulit sawo matang dan putingnya
sesekali dipijatnya, sedangkan bulu-bulu halus menutupi liang vaginanya diusap oleh
tangannya yang lain, hal ini membuat dia merem-melek. Pemandangan seorang
gadis kira-kira 19 tahun dengan lekuk tubuh yang montok nan seksi, payudara yang
ranum dihiasi puting coklat dan liang vagina yang menonjol ditutupi bulu halus
sedang dibasahi air dan sabun membuat nafsu birahi makin meningkat dan tentu
saja batangku mulai mendesak dari balik celana kantorku.
Melihat nafsuku mulai berontak dengan cepat kutanggalkan seluruh pakaian kerjaku
di atas sofa, dengan perlahan kubuka pintu kamar mandiku, Yarmi yang sudah
kembali membelakangiku, perlahan kudekati Yarmi yang membasuh sabun di bawah
shower. Secara tiba-tiba tubuhnya kupeluk dan kuciumi leher dan punggungnya.
Yarmi yang terkaget-kaget berusaha melepaskan tanganku dari tubuhnya. "Akh..
jangan Pak.. jangan.. tolong Pak..." Karena tenaganya lemah sementara aku yang
makin bernafsu, akhirnya Yarmi melemaskan tenaganya sendiri karena kalah tenaga
dariku. Bibir tebal dan merekah sudah kulumatkan dengan bibirku, tanganku yang
satu membekap tubuhnya sambil menggerayangi payudaranya, sedangkan tanganku
yang satunya telah mendarat di pangkal pahanya, vaginanya pun sudah kuremas.
"Ahhh.. ahhh.. jja. jjangan.. Pak..."
"Tenang sayang.. nanti juga enak..."
Aku yang sudah makin buas menggerayangi tubuhnya bertubi-tubi membuat Yarmi
mengalah dan Yarmi pun membalas dengan memasukkan lidahnya ke mulutku
sehingga lidah kami bertautan, Yarmi pun mulai menggelinjang di saat jariku
kumasukan ke liang vaginanya. "Arghh.. arghh... enak.. Pak.. argh..." Tubuh Yarmi
kubalik ke arahku dan kutempelkan pada dinding di bawah shower yang membasahi
tubuh kami. Setelah mulut dan lehernya, dengan makin ke bawah kujilati akhirnya
payudaranya kutemukan juga, langsung kuhisap kukenyot, putingnya kugigit.
Payudaranya kenyal sekali seperti busa. Yarmi makin menggelinjang karena
tanganku masih merambah liang vaginanya. "Argh.. akkkhh... akhh... terus.. Pak...
enak... terus..." Aku pun mulai turun ke bawah setelah payudara, aku menjilati
seluruh tubuhnya, badan, perut dan sampailah ke selangkangannya dimana aku
sudah jongkok sehingga bulu halus yang menutupi vaginanya persis di hadapanku,
bau harum tercium dari vaginanya.
Aku pun kagum karena Yarmi merawat vaginanya sebaik-baiknya. Bulu halus yang
menutupi vaginanya kubersihkan dan kumulai menjilati liang vaginanya. "Ssshh..
sshh.. argh.. aghh... aw... sshhh.. trus... Pak.. sshh... aakkkhh..." Aku makin kagum
pada Yarmi yang telah merawat vaginanya karena selain bau harum, vagina Yarmi
yang masih perawan karena liangnya masih rapat, rasanya pun sangat menyegarkan
dan manis rasa vagina Yarmi. Jariku mulai kucoba dengan sesekali masuk liang
vagina Yarmi diselingi oleh lidahku. Rasa manis vagina Yarmi yang tiada habisnya
membuatku makin menusukkan lidahku makin ke dalam sehingga menyentuh
klitorisnya yang dari sana rasa manis itu berasal. Yarmi pun makin menggelinjang
dan meronta-ronta keenakan tapi tangannya malah menekan kepalaku supaya tidak
melepaskan lidahku dari vaginanya.
"Auwwwhhh... aahhh... terus.. sedappp... Pakkkh..."
"Yar... vaginamu sedap sekali... kalau begini... setiap malam aku pingin begini
terus..."
"Mmm.. yah.. Pak.. terus.. Pak... oohhh..."


Yarmi makin menjerit keenakan dan menggelinjang karena lidahku kupelintir ke
dalam vaginanya untuk menyedot klitorisnya. Setelah hampir 30 menit vagina Yarmi
kusedot-sedot, keluarlah cairan putih kental dan manis serta menyegarkan
membanjiri vagina Yarmi, dan dengan cepat kujilat habis cairan itu yang rasanya
sangat sedap dan menyegarkan badan.
"Ooohhh... ough... arghhh... sshh.. Pak, Yarmi... keluar.. nihhh... aahhh... sshh..."
"Yar... cairanmu... mmmhh... sedap.. sayang... boleh.. saya masukin sekarang...
batang saya ke vagina kamu? mmhh.. gimana sayang..."
"Hmmm... boleh Pak.. asal.. Ibu nggak tahu..."


Yarmi pun lemas tak berdaya setelah cairan yang keluar dari vaginanya banyak
sekali tapi dia seakan siap untuk dimasuki vaginanya oleh batangku karena dia
menyender dinding kamar mandi tapi kakinya direnggangkan. Aku pun langsung
mendempetnya dan mengatur posisi batangku pada liang vaginanya. Setelah
batangku tepat di liang vaginanya yang hangat, dengan jariku kubuka vaginanya dan
mencoba menekan batangku untuk masuk vaginanya yang masih rapat.
"Ohhh... Yarmi.. vaginamu rapat sekali, hangat deh rasanya... saya jadi makin suka
nih..."
"Mmmmhh... mhhh.. Pak.. perih.. Pak... sakit..."
"Sabar.. sayang.. nanti juga enak kok, sabar ya..."


Berulang kali kucoba menekan batangku memasuki vagina Yarmi yang masih
perawan dan Yarmi pun hanya menjerit kesakitan, setelah hampir 15 kali aku tekan
keluar-masuk batangku akhirnya masuk juga ke dalam vagina Yarmi walaupun
hanya masuk setengahnya saja. Tapi rasa hangat dari dalam vagina Yarmi sangat
mengasyikan dimana belum pernah aku merasakan vagina yang hangat melebihi
kehangatan vagina Yarmi membuatku makin cepat saja menggoyangkan batangku
maju-mundur di dalam vagina Yarmi.
"Yar, vaginamu hangat sekali, batangku rasanya di-steam-up sama vaginamu..."
"Iya.. Pak, tapi masih perih Pak..."
"Sabar ya sayang..."


Kukecup bibirnya untuk menahan rasa perih vagina Yarmi yang masih rapat alias
perawan sedang dimasuki batangku yang besarnya 29 cm dan berdiameter 5 cm,
wajar saja kalau Yarmi menjerit kesakitan. Payudaranya pun sudah menjadi bulan-
bulanan mulutku, kujilat, kukenyot, kusedot dan kugigit putingnya. "Ahh.. ahhh..
aah.. aww... Pak... iya Pak.. enak deh.. rasanya ada yang nyundul ke dalam memek
Yarmi.. aahh..." Yarmi yang sudah merasakan kenikmatan ikut juga menggoyangkan
pinggulnya maju-mundur mengikuti iramaku. Hal ini membuatku merasa
menemukan kenikmatan tiada tara dan membuat makin masuk lagi batangku ke
dalam vaginanya yang sudah makin melebar.
Kutekan batangku berkali-kali hingga rasanya menembus hingga ke perutnya
dimana Yarmi hanya bisa memejamkan mata saja menahan hujaman batangku
berkali-kali. Air pancuran masih membasahi tubuh kami membuatku makin giat
menekan batangku lebih ke dalam lagi. Muka Yarmi yang basah oleh air shower
membuat tubuh hitam manis itu makin mengkilat sehingga membuat nafsuku
bertambah yaitu dengan menciumi pipinya dan bibirnya yang merekah. Lidahku
kumasukan dalam mulutnya dan membuat lidah kami bertautan, Yarmi pun
membalas dengan menyedot lidahku membuat kami makin bernafsu. "Mmmhh...
mmmhhh... Pak.. batangnya nikmat sekali, Yarmi jadi.. mmauu... tiap malam seperti
ini.. aaakh... aakkhh.. Paaakkhh.. Yarmi keeluuaarrr.. nniihh..."
Akhirnya bobol juga pertahanan Yarmi setelah hampir satu jam dia menahan
seranganku dimana dari dalam vaginanya mengeluarkan cairan kental yang
membasahi batangku yang masih terbenam di dalam vaginanya, tapi rupanya selain
cairan, ada darah segar yang menetes dari vaginanya dan membasahi pahanya dan
terus mengalir terbawa air shower sampai ke lantai kamar mandi dan lemaslah
tubuhnya, dengan cepat kutahan tubuhnya supaya tidak jatuh. Sementara aku yang
masih segar bugar dan bersemangat tanpa melihat keadaan Yarmi, dimana batangku
yang masih tertancap di vaginanya. Kuputar tubuhnya sehingga posisinya doggy
style, tangannya kutuntun untuk meraih kran shower, sekarang kusodok dari
belakang. Pantatnya yang padat dan kenyal bergoyang-goyang mengikuti irama
batangku yang keluar-masuk vaginanya dari belakang.
Vagina Yarmi makin terasa hangat setelah mengeluarkan cairan kental dan membuat
batangku terasa lebih diperas-peras dalam vaginanya. Hal itu membuatku
merasakan nikmat yang sangat sehingga aku pun memejamkan mata dan melenguh.
"Ohhh... ohhh.. Yar.. vaginamu sedap sekali, baru kali ini aku merasakan nikmat
yang sangat luar biasa... aakkh.. aakkhh... sshhh..." Yarmi tidak memberi komentar
apa-apa karena tubuhnya hanya bertahan saja menerima sodokan batangku ke
vaginanya, dia hanya memegangi kran saja. Satu jam kemudian meledaklah
pertahanan Yarmi untuk kedua kalinya dimana dia mengerang, tubuhnya pun makin
merosot ke bawah dan cairan kental dengan derasnya membasahi batangku yang
masih terbenam di vaginanya. "Akhhh... aakkhh... Pak... Pakkhh... nikmattthhh..."
Setelah tubuhnya mengelepar dan selang 15 menit kemudian gantian tubuhku yang
mengejang dan meledaklah cairan kental dari batangku dan membasahi liang vagina
Yarmi dan muncrat ke rahim Yarmi, yang disusul dengan lemasnya tubuhku ke arah
Yarmi yang hanya berpegang pada kran sehingga kami terpeleset dan hampir jatuh
di bawah shower kamar mandi. Batangku yang sudah lepas dari vagina Yarmi dan
masih menetes cairan dari batangku, dengan sisa tenaga kugendong tubuh Yarmi
dan kami keluar dari kamar mandi menuju kamar tidur dan langsung ambruk ke
tempat tidurku secara bersamaan.
Aku terbangun sekitar jam 10.30 malam, itupun karena batangku sedang dikecup
oleh Yarmi yang sedang membersihkan sisa-sisa cairan yang masih melekat pada


batangku, Yarmi layak anak kecil menjilati es loli. Aku usap kepalanya dengan
lembut. Setelah agak kering Yarmi bergeser sehingga muka kami berhadapan. Dia
pun menciumi pipi dan bibirku.


"Pak.. Yarmi puas deh... batang Bapak nikmat sekali pada saat menyodok-nyodok
memek Yarmi, Yarmi jadi kepingin tiap hari deh, apalagi di saat air hangat mengalir
deras di rahim Yarmi... kalau Bapak gimana? Puas nggak.. sama Yarmi...?"
"Yar.. Bapak pun puas sekali.. Bapak senang bisa ngebongkar vagina Yarmi yang
masih rapat.. terus terang... baru kali ini Bapak puas sekali bermain, sejak dulu
sama istriku aku belum pernah puas seperti sekarang... makanya saya mau Yarmi
siap kalau saya datang dan siap jadi istri kedua saya... gimana..?"
"Saya mah terserah Bapak aja."
"Sekarang saya pulang dulu yach.. Yarmi... besok aku ke sini lagi..."
"Oke... Pak.. janji yach... vagina Yarmi maunya tiap hari nich disodok punya
Bapak..."
"Oke.. sayang..."
Kukecup pipi dan bibir Yarmi, aku mandi dan setelah itu kutinggal dia di
apartemenku. Sejak itu setiap sore aku pasti pulang ke tempat Yarmi terlebih dahulu
baru ke istriku, sering juga aku beralasan pergi bisnis keluar kota pada istriku,
padahal aku menikmati tubuh Yarmi pembantuku yang juga istri keduaku, hal ini
sudah kunikmati dari tiga bulan yang lalu dan aku tidak tahu akan berakhir sampai
kapan, tapi aku lebih senang kalau pulang ke pangkuan Yarmi.
Ohhhh.. Yarmi, pembantuku? Istri keduaku?


>>>>>>>>>>TAMAT<<<<<<<<<<

DOWNLOAD VIDEO BOKEP 3GP LEWAT HP KLIK DISINI

Artikel Terkait

0 comments:

Post a Comment