Kumpulan Cerita Sex Dengan Siswi Berjilbab
Ketika sedang berjalan menikmati kesunyian dan kesejukan hutan, aku
melihat sesosok gadis manis berjilbab sedang duduk disebuah bangku
dibawah sebuah rumah kayu yang memang disediakan untuk beristirahat.
Dari bajunya yang atasan putih dan bawahan rok abu-abu, aku tau kalau
dia adalah seorang siswi SMU. Segera otak kotorku bekerja dan membuat
kont0lku naik.
Bayangkan, menikmati mem3k gadis cantik berjilbab pelajar SMU ditengah hutan yang sunyi dan sejuk ini. Segera aku menghampiri dan menyapa sang gadis itu. Yang sedang duduk termangu.
Bayangkan, menikmati mem3k gadis cantik berjilbab pelajar SMU ditengah hutan yang sunyi dan sejuk ini. Segera aku menghampiri dan menyapa sang gadis itu. Yang sedang duduk termangu.
“Assalamu’alaikum..” kataku sedikit keras, memang sengaja mengagetkannya.
Gadis berjilbab itu sedikit kaget lalu dengan cepat menoleh kearahku. Wajahnya cantik putih,d engan hidung mancung dan bibir tipis. Kacamata minus bertengger di hidungnya.
“Wa’alaikum salam.. ngagetin aja ihh..” katanya dengan tersenyum kecil.
Suaranya yang lembut, menambah gejolak birahiku. Otakku berfantasi membayangkan suara lirihnya merintih2 karena mem3knya kusodok2 dengan kont0lku.
Gadis berjilbab itu sedikit kaget lalu dengan cepat menoleh kearahku. Wajahnya cantik putih,d engan hidung mancung dan bibir tipis. Kacamata minus bertengger di hidungnya.
“Wa’alaikum salam.. ngagetin aja ihh..” katanya dengan tersenyum kecil.
Suaranya yang lembut, menambah gejolak birahiku. Otakku berfantasi membayangkan suara lirihnya merintih2 karena mem3knya kusodok2 dengan kont0lku.
“lagi ngapain?” tanyaku.
Sembunyi2 aku menatap tubuhnya. Sekal untuk seorang siswi SMU. Pantatnya bulat, tubuhnya padat berisi namun langsing, dengan tinggi semampai. Buah dadanya terlihat sedikit mononjol dibalik seragam putih osis lengan panjang dan jilbab putih yang terulur menutupi dadanya.
“lagi ngelamun.” Jawabnya sambil tersenyum manis.
“ngelamunin apa?” tanyaku lagi, memancing pembicaraan.
Sambil semakin mendekat hingga disampingnya. Siswi berjilbab itu memandangku seksama seakan menilai, lalu menjelurkan lidahnya padaku, menggoda. Aku tersenyum.
Sembunyi2 aku menatap tubuhnya. Sekal untuk seorang siswi SMU. Pantatnya bulat, tubuhnya padat berisi namun langsing, dengan tinggi semampai. Buah dadanya terlihat sedikit mononjol dibalik seragam putih osis lengan panjang dan jilbab putih yang terulur menutupi dadanya.
“lagi ngelamun.” Jawabnya sambil tersenyum manis.
“ngelamunin apa?” tanyaku lagi, memancing pembicaraan.
Sambil semakin mendekat hingga disampingnya. Siswi berjilbab itu memandangku seksama seakan menilai, lalu menjelurkan lidahnya padaku, menggoda. Aku tersenyum.
“kenalin, Wawan.” Kataku sambil mengulurkan tanganku.
siswi berjilbab itu tersenyum dan menyambutnya.
“Rina” katanya.
Tangannya yang bersentuhan dengan tanganku terasa sangat halus.
siswi berjilbab itu tersenyum dan menyambutnya.
“Rina” katanya.
Tangannya yang bersentuhan dengan tanganku terasa sangat halus.
“lagi ngapain disini sendirian? Bolos yaa…” kataku mengganggunya. siswi berjilbab itu segera berdiri didepanku.
“iya nih… lagi BT di sekolah..” katanya sambil menggerutu.
“emang kenapa? Habis putus cinta yah?” tanyaku nakal.
“idih… nggak… sekarang jadwalnya olah raga… guru olah raganya rese…sukanya grepe-grepe..” jawab gadis cantik berjilbab siswi Smu itu.
Tangannya sudah dilipat didepan dada, semakin membuat tonjolan buah dadanya terlihat. Hatiku semakin tidak karuan.
“iya nih… lagi BT di sekolah..” katanya sambil menggerutu.
“emang kenapa? Habis putus cinta yah?” tanyaku nakal.
“idih… nggak… sekarang jadwalnya olah raga… guru olah raganya rese…sukanya grepe-grepe..” jawab gadis cantik berjilbab siswi Smu itu.
Tangannya sudah dilipat didepan dada, semakin membuat tonjolan buah dadanya terlihat. Hatiku semakin tidak karuan.
“tapi diam-diam suka kaaan…” kataku menggoda.
“idiiiih…jijik, tau…” jawabnya sambil sok bergidik.
“eehhh… digrepe-grepe bisa enak lhoo..” kataku terus memancing.
Siswi berjilbab itu hanya tersenyum simpul sambil kembali menjulurkan lidahnya genit.
“idiiiih…jijik, tau…” jawabnya sambil sok bergidik.
“eehhh… digrepe-grepe bisa enak lhoo..” kataku terus memancing.
Siswi berjilbab itu hanya tersenyum simpul sambil kembali menjulurkan lidahnya genit.
“eh Rin, mau gak, masuk lebih dalem ke hutan? Ada tempat yang buagus banget deh…” kataku.
Padahal aku berbohong.
“yang bener? Ahh, gak mau ah…ntar Rina mau diapa-apain, lagi…” jawabnya, sambil masih tersenyum genit.
“ga papa deh… ayo ikut… diapa-apain kan ga papa kalo enak.” Kataku seolah bercanda.
Padahal otakku sudah memikirkan banyak jurus untuk mendapatkan tubuh gadis cantik berjilbab itu.
“iya deh.” Jawab Rina akhirnya, membuat hatiku seolah meloncat saking senangnya.
“tapi janji gak diapa-apain yah.” Jawabnya lagi.
“gak kok, ntar tak kasih yang enak-enak″ jawabku lagi.
Akhirnya kami pun berjalan menyusuri jalan setapak sambil bercakap-cakap dan menikmati keindahan hutan.
Padahal aku berbohong.
“yang bener? Ahh, gak mau ah…ntar Rina mau diapa-apain, lagi…” jawabnya, sambil masih tersenyum genit.
“ga papa deh… ayo ikut… diapa-apain kan ga papa kalo enak.” Kataku seolah bercanda.
Padahal otakku sudah memikirkan banyak jurus untuk mendapatkan tubuh gadis cantik berjilbab itu.
“iya deh.” Jawab Rina akhirnya, membuat hatiku seolah meloncat saking senangnya.
“tapi janji gak diapa-apain yah.” Jawabnya lagi.
“gak kok, ntar tak kasih yang enak-enak″ jawabku lagi.
Akhirnya kami pun berjalan menyusuri jalan setapak sambil bercakap-cakap dan menikmati keindahan hutan.
Beberapa lama, setelah kami berada semakin masuk kedalam hutan, kami
menemukan lagi sebuah tempat beristirahat. Sebuah batu besar panjang 2
meter, dengan atap dari daun pinus sekedar menahan jika ada hujan. Rina
berlari kecil menuju tempat itu dan duduk dubatu itu.
“istirahat dulu, capek..” kata gadis manis berjilbab itu.
“oke.” Kataku sambil duduk disampingnya.
“jadi gak nih, mau yang enak-enak?” kataku kembali memancing.
“gak mau ah.. emangnya Rina apaan..” katanya sambil pura-pura marah.
Aku semakin medekatkan dudukku pada gadis berjilbab bertubuh sekal itu.
“yah, kan Rina cantik.. mas jadi gak tahan..” bisikku ketelinganya yang masih tertutup jilbab.
“istirahat dulu, capek..” kata gadis manis berjilbab itu.
“oke.” Kataku sambil duduk disampingnya.
“jadi gak nih, mau yang enak-enak?” kataku kembali memancing.
“gak mau ah.. emangnya Rina apaan..” katanya sambil pura-pura marah.
Aku semakin medekatkan dudukku pada gadis berjilbab bertubuh sekal itu.
“yah, kan Rina cantik.. mas jadi gak tahan..” bisikku ketelinganya yang masih tertutup jilbab.
Pelan kuraih tangan kanannya yang halus, lalu kuremas dan kubelai.
Gadis cantik berjilbab itu menatapku, namun diam saja. Terlihat wajahnya
merah karena malu. Segera siswi berjilbab itu menarik tangannya dan
memalingkan tubuhnya agak membelakangiku, karena tatapan sayunya bertemu
dengan tatapanku. Pelan-pelan kupeluk Rina dari belakang pelan-pelan.
Gadis cantik berjilbab bertubuh sekal itu sedikit berontak.
“jangan mas.. Rina gak mau..” bisiknya sambil sedikit berontak.
“ga papa Rina, ntar mas kasih enak…” bisikku ke telinganya yang tertutup jilbab.
Kudaratkan ciumanku di pipi kanannya. Rina masih tegang, mungkin karena tidak pernah dipegang cowok. Apalagi kont0lku yang sudah ereksi dibalik celana jeansku dari tadi, menempel di pantatnya karena aku sudah duduk menkangkang. Kugenggam tangan kirinya dengan tangan kananku, tangan kiriku memeluknya, sementara bibirmu mulai menciumi pipi dan telinganya.
“ga papa Rina, ntar mas kasih enak…” bisikku ke telinganya yang tertutup jilbab.
Kudaratkan ciumanku di pipi kanannya. Rina masih tegang, mungkin karena tidak pernah dipegang cowok. Apalagi kont0lku yang sudah ereksi dibalik celana jeansku dari tadi, menempel di pantatnya karena aku sudah duduk menkangkang. Kugenggam tangan kirinya dengan tangan kananku, tangan kiriku memeluknya, sementara bibirmu mulai menciumi pipi dan telinganya.
“Ohh..sstt” desisnya.
Aku palingkan wajahnya sehingga aku mudah mencium bibirnya yang mungil, pelan saja dan siswi berjilbab itu mulai menanggapinya. Kupermainkan lidahku dengan lidahnya, sementara kuputar pelan-pelan tubuhnya sampai menghadapku (masih dalam keadaan duduk). Dengan cukup cepat kupeluk mesra dia agar tidak semakin berontak, kedua tanganku mengelus-elus punggungnya dan terkadang kuremas lembut kedua pantatnya. pantatnya begitu menggairahkan. padat berisi sampai-sampai ingin rasanya meremas dan menciuminya.
Aku palingkan wajahnya sehingga aku mudah mencium bibirnya yang mungil, pelan saja dan siswi berjilbab itu mulai menanggapinya. Kupermainkan lidahku dengan lidahnya, sementara kuputar pelan-pelan tubuhnya sampai menghadapku (masih dalam keadaan duduk). Dengan cukup cepat kupeluk mesra dia agar tidak semakin berontak, kedua tanganku mengelus-elus punggungnya dan terkadang kuremas lembut kedua pantatnya. pantatnya begitu menggairahkan. padat berisi sampai-sampai ingin rasanya meremas dan menciuminya.
Kont0lku sudah semakin tegang. Pelan-pelan sambil terus kuciumi gadis
SMU berilbab yang sudah pasrah itu, kubuka ritsleting celanaku dan
kukeluarkan kont0l besarku. Gadis itu seolah tertegun bingung karena
tidak tau apa yang harus ia lakukan. Langsung kubimbing tangannya untuk
mengelus-elus dan mengurut seluruh bagian kont0l. Terasa nikmat kont0lku
dibelai dan diurut oleh tangan halus siswi lugu berjilbab itu.
Kusandarkan Rina pelan-pelan didinding kayu gubuk istirahat itu,
bibirku semakin bergerilya di seluruh permukaan wajahnya yang cantik. .
“Ohh, sst..” desahnya, yang semakin membuatku bernafsu.
Dengan bibirku yang tetap aktif, tangan kananku mulai menelusuri badannya, kuelus-elus pundaknya, lalu turun ke dada kanannya, menyusup kebalik jilbabnya, meremas buah dada sekalnya. Kuraba pelan, lalu mulai remasan-remasan kecil, siswi berjilbab itu mulai menggeliat. Buah dadanya terasa kenyal dan kencang, semakin kuperlama remasanku, dengan sekali-kali kuraba perutnya.
“Ohh, sst..” desahnya, yang semakin membuatku bernafsu.
Dengan bibirku yang tetap aktif, tangan kananku mulai menelusuri badannya, kuelus-elus pundaknya, lalu turun ke dada kanannya, menyusup kebalik jilbabnya, meremas buah dada sekalnya. Kuraba pelan, lalu mulai remasan-remasan kecil, siswi berjilbab itu mulai menggeliat. Buah dadanya terasa kenyal dan kencang, semakin kuperlama remasanku, dengan sekali-kali kuraba perutnya.
Tanganku mulai membuka satu-persatu kancing seragam OSIS lengan
panjangnya, dan menyusup masuk didalam bajunya, mengelus perutnya dan
Rina kegelian. Tanganku yang masih di dalam bajunya, mulai naik
kedadanya dan meremas kedua gunung kembarnya, jariku keselipkan dibranya
agar menjangkau putingnya untuk kupermainkan. Rina mulai sering
medesah,
“Sst.. ahh.. ohh”
Karena branya sedikit kencang dan mengganggu aktivitas remasanku, maka tanganku segera melepaskan semua kancing bajunya dan kemudian kait branya kubuka, sehingga longgarlah segel 2 bukit kembar itu.
“Sst.. ahh.. ohh”
Karena branya sedikit kencang dan mengganggu aktivitas remasanku, maka tanganku segera melepaskan semua kancing bajunya dan kemudian kait branya kubuka, sehingga longgarlah segel 2 bukit kembar itu.
Bajunya kusingkap kesamping, sementara Bhnya kusingkap keatas,
menampakkan keindahan dadanya, putih mulus, kedua putingnya mencuat
mengeras ingin dijilati. Sudah saatnya nih beraksi si lidah. Kujilati,
kusedot-sedot, kucubit, kupelintir kecil kedua putingnya. Rina mulai
meracau tidak karuan manahan nikmatnya permainan bibirku di kedua
dadanya. Kubuka baju dan branya sehingga tubuh atasnya hanya tinggal
ditutupi jilbab putih membungkus kepalanya yang sengaja tidak
kulepaskan.
Gairahku semakin meninggi melihat gadis berjilbab yang lugu
terengah-engah keenakan kurangsang dengan baju yang sudah terbuka
memperlihatkan buah dadanya yang putih ranum menggunung. Tubuhnya yang
putih, dua bukit ranum dengan 2 puting mencuat indah, wajahnya memerah,
keringat mengalir, ditambah desahan-desahan yang menggairahkan, sungguh
pemandangan yang tidak boleh disia-siakan. Kuciumi bibirnya lagi, dengan
kedua tanganku yang sudah bebas bergerilya di kedua bongkahan dadanya.
Nafas kami menderu menyatu, mendesah. Perlawanan gadis cantik berjilbab
tadi sudah tidak terasa lagi. .
Untunglah hutan itu sepi, sehingga desahan Rina yang semakin keras
tidak membuatku takut ketahuan. Kulepas baju seragamnya dengan sedikit
paksaan, kusibakkan jilbabnya sehingga tidak menutupi dadanya, lalu
Kuciumi dan kujilati badannya, mulai dari pundak, turun ke dadanya.
Sengaja kujilati bongkahan dadanya berlama-lama tanpa menyentuh
putingnya, kupermainkan lidahku disekitar putingnya. Kutempelkan
tiba-tiba lidahku ke puting kanannya dan kugetarkan cepat, tangan kiriku
mencubit-cubit puting kirinya, Rina semakin kelojotan menahan geli-geli
nikmat. Enak sekali menikmati bukit kembar cewek jilbaban.
Tangan kananku mulai merayap ke pahanya, yang masih tertutup rok
abu-abu panjang, kuelus naik turun, terkadang sengaja menyentuh pangkal
pahanya. Terakhir kali, tanganku merayap ke pangkal paha, menyingkapkan
rok abu-abu panjangnya keatas sehingga celana dalamnya terlihat. Dengan
satu jariku, kugesek-gesek mem3knya yang ternyata sudah basah sampai
membekas keluar di celana pendeknya. Kedua kaki gadis berkulit putih
berjilbab berwajah lugu itu langsung merapat menahan geli. Tanganku
mengelus pahanya dan membukanya, menjalar ke kemaluannya, lalu semua
jariku mulai menggosokkan naik turun ke bukit kemaluannya.
“Ah udah mass..uhh hmm.. aduuhh.. enakk..”, geliatnya sambil meremas pundakku erat.
Kulumat bibirnya, tanganku mulai menyusup menguak CD-nya, meraba mem3knya. Rina semakin terangsang, dengan desisan pelan serta gelinjang-gelinjang birahi. Tak lama kemudian siswi berjilbab itu mendesis panjang dan melejang-lejang. Ia menggigit bibir bawahnya sambil matanya terkatup erat, lalu mem3knya berdenyut-denyut seperti denyutan kont0l kalau melepas mani. Rina lalu menarik nafas panjang. Basah mengkilap semua jariku, karena mungkin Rina tidak pernah terasang seperti ini, lalu kujilat sampai kering.
Kulumat bibirnya, tanganku mulai menyusup menguak CD-nya, meraba mem3knya. Rina semakin terangsang, dengan desisan pelan serta gelinjang-gelinjang birahi. Tak lama kemudian siswi berjilbab itu mendesis panjang dan melejang-lejang. Ia menggigit bibir bawahnya sambil matanya terkatup erat, lalu mem3knya berdenyut-denyut seperti denyutan kont0l kalau melepas mani. Rina lalu menarik nafas panjang. Basah mengkilap semua jariku, karena mungkin Rina tidak pernah terasang seperti ini, lalu kujilat sampai kering.
“Mas jahat, katanya Rina gak akan diapa-apain..” kata siswi berjilbab bertubuh sekal itu sambil memelukku erat.
“tapi Rina suka kan.. enak kan..” bisikku semakin bernafsu.
Sudah saatnya kont0lku dipuaskan. Kucium bibirnya lembut, kubimbing lagi tangannya untuk meremas dan mengurut kont0lku. Gantian aku yang melenguh dan mendesis, menahan nikmat. Posisiku kini berdiri didepan Rina, kuturunkan celanaku dan kuminta Rina untuk terus memijat kont0lku.
“tapi Rina suka kan.. enak kan..” bisikku semakin bernafsu.
Sudah saatnya kont0lku dipuaskan. Kucium bibirnya lembut, kubimbing lagi tangannya untuk meremas dan mengurut kont0lku. Gantian aku yang melenguh dan mendesis, menahan nikmat. Posisiku kini berdiri didepan Rina, kuturunkan celanaku dan kuminta Rina untuk terus memijat kont0lku.
“harus digimanain lagi nih?”, tanyanya bingung sambil tetap mengelus-elus batang kejantananku.
Terlihat disekitar ujung kont0lku sudah basah mengeluarkan cairan bening karena ereksi dari tadi.
“Ya diurut-urut naik turun gitu, sambil dijilat seperti menikmati es krim” sahutku.
Ditimang-timangnya kont0lku, dengan malu-malu lalu dijilati kont0lku, ekspresi wajahnya seperti anak kecil.
Terlihat disekitar ujung kont0lku sudah basah mengeluarkan cairan bening karena ereksi dari tadi.
“Ya diurut-urut naik turun gitu, sambil dijilat seperti menikmati es krim” sahutku.
Ditimang-timangnya kont0lku, dengan malu-malu lalu dijilati kont0lku, ekspresi wajahnya seperti anak kecil.
Gadis berjilbab SMU itu pelan-pelan mulai memasukkan kont0lku ke mulutnya dan
“Ahh Rin, jangan kena gigi, rada sakit tuh, ok sayang?”
“Hmm, ho oh”, mengiyakan sambil tetap mengulum kont0lku.
Nah begini baru enak, walaupun masih amatir.
“Yess..” desahku menahan nikmat, terlihat semakin cepat gerakan maju mundur kepalanya.
“Mas, bolanya juga?” tanyanya lagi sambil menyentuh zakarku.
“Iya dong sayang, semuanya deh, tapi jangan kena gigi lho”.
“Ahh Rin, jangan kena gigi, rada sakit tuh, ok sayang?”
“Hmm, ho oh”, mengiyakan sambil tetap mengulum kont0lku.
Nah begini baru enak, walaupun masih amatir.
“Yess..” desahku menahan nikmat, terlihat semakin cepat gerakan maju mundur kepalanya.
“Mas, bolanya juga?” tanyanya lagi sambil menyentuh zakarku.
“Iya dong sayang, semuanya deh, tapi jangan kena gigi lho”.
Dijilati dan diemutnya zakarku, setiap jengkal kemaluanku tidak luput dari jilatannya, hingga kemaluanku basah kuyup.
“Ahh..ohh..yes..” desahku dengan semakin menekan-nekan kepalanya.
Dimasukkannya batangku pelan-pelan ke mulutnya yang mungil sampai menyentuh tenggorokannya, kont0lku dikulum-kulum, divariasikan permainan lidahnya dan aku semakin menggeliat. Terkadang d siswi berjilbab itu juga menjilati lubang kencingku, diujung kepala kont0l, sehingga aku hampir melompat menahan nikmat dan geli yang mendadak.
“Ahh..ohh..yes..” desahku dengan semakin menekan-nekan kepalanya.
Dimasukkannya batangku pelan-pelan ke mulutnya yang mungil sampai menyentuh tenggorokannya, kont0lku dikulum-kulum, divariasikan permainan lidahnya dan aku semakin menggeliat. Terkadang d siswi berjilbab itu juga menjilati lubang kencingku, diujung kepala kont0l, sehingga aku hampir melompat menahan nikmat dan geli yang mendadak.
Dilanjutkannya lagi kocokan ke kont0lku dengan mulutnya. Pelan-pelan
kubelai kepalanya yang masih terbungkus jilbab dan aku mengikuti
permainan lidah Rina, kugoyangkan pantatku searah. Enak sekali permainan
bibir dan lidahnya, Rina sudah mulai terbiasa dengan kejantanan cowok.
Akhirnya, badanku mulai mengejang,
“Rin, aku mau keluar.. ohh ahh..” dan sengaja dipercepat kocokan kont0lku dengan tangannya.
Croott crot crot creet.. air maniku berhamburan keluar banyak sekali, sebagian kena wajahnya dan mengotori kacamatanya, dan sebagian lagi meluber di tangan Rina dan kont0lku. Rina sempat terkejut melihat pemandangan menakjubkan itu.
“Rin, aku mau keluar.. ohh ahh..” dan sengaja dipercepat kocokan kont0lku dengan tangannya.
Croott crot crot creet.. air maniku berhamburan keluar banyak sekali, sebagian kena wajahnya dan mengotori kacamatanya, dan sebagian lagi meluber di tangan Rina dan kont0lku. Rina sempat terkejut melihat pemandangan menakjubkan itu.
“iihh… jijik… apa nih mas..?” katanya sambil mengernyit.
“ini namanya pejuh, Rin.. coba aja enak lho.. bisa menghaluskan kulit kalo dilumurin ke wajahmu..”
Dengan sedikit keraguan siswi berjilbab itu pelan-pelan menjilat air maniku yang meluber di kont0lku.
“Asin dan gurih, enak juga ya Ko?”, katanya sambil menelan semua spermaku sampai habis bersih dan kinclong.
Yang menyembur diwajahnya ia ratakan sehingga wajahnya mengkilap karena air pejuhku. Akus emakin terangsang melihat gadis berjilab melakuka nhal itu.
“ini namanya pejuh, Rin.. coba aja enak lho.. bisa menghaluskan kulit kalo dilumurin ke wajahmu..”
Dengan sedikit keraguan siswi berjilbab itu pelan-pelan menjilat air maniku yang meluber di kont0lku.
“Asin dan gurih, enak juga ya Ko?”, katanya sambil menelan semua spermaku sampai habis bersih dan kinclong.
Yang menyembur diwajahnya ia ratakan sehingga wajahnya mengkilap karena air pejuhku. Akus emakin terangsang melihat gadis berjilab melakuka nhal itu.
Tanpa membuang waktu lagi, aku yang mempunyai stamina dan birahi yang
berlipat segera kembali mendorong badannya agar bersandar di dinding
kayu gubug itu. Bibirnya yang indah dengan lipgloss itu kulumat dengan
penuh birahi. kurasakan siswi berjilbab itu mulai mendesah dan
menggeliat menahan birahi. Kuremas-remas dadanya yang sudah menunggu
dari tadi untuk dinikmati lagi.
Kuraba-raba lagi mem3k si Rina, pinggangnya menggeliat menahan nikmat
sekaligus geli yang demikian hebat sampai pahanya merapat lagi. Kembali
kusingkapkan rok abu-abunya ke perutnya, setelah tadi sempat turun
lagi, sengaja tidak kupelorotkan CD-nya, karena aku ingin melihat
pemandangan indah dulu. Wow, CD-nya pink tipis berenda dan mungil,
sehingga dalam keadaan normal kelihatan jelas bulu-bulunya.
Lalu aku berlutut didepan selangkangannya. Kakinya kubuka diiringi
desahan tertahan gadis SMU berjilbab berwajah cantik itu. Tangan kirinya
menutup mulutnya seakan berusaha menahan nafsu birahi yang tak
tertahankan. Tangan kanannya ada dipundakku, namun tidak berusaha
menahan ketika aku maju dan mulai menjilati kedua pahanya dari bawah
sampai ke pangkalnya, lalu kucium aroma lembab dan agak amis dari
mem3knya yang membuat laki-laki manapun semakin bernafsu.
Kujilat sekitar pangkal paha tanpa mengenai mem3knya, yang membuat
Rina semakin kelojotan. Kupelorotkan CD-nya pelan-pelan sambil menikmati
aroma khas mem3knya, lalu kujilat CD bagian dalam yang membungkus
kemaluannya. Sesaat aku terpesona melihat mem3knya, bulunya yang tertata
rapi tapi pendek-pendek, bibirnya yang gundul mengkilap terlihat jelas
dan rapat, di tengah-tengahnya tersembul daging kecil.
Mem3k yang masih suci ini semakin membuatku bergelora, kont0lku mulai
berontak lagi minta dipijat Rina. Mulutku sudah tidak sabaran untuk
menikmati sajian paling lezat itu, lidahku mulai bergerilya lagi.
Pertama kujilati bulu-bulu halusnya, rintihan Rina terdengar lagi.
Terbukti titik lemah Rina ada di mem3knya, begitu siswi berjilbab itu
menggerakkan pantatnya, dengan antusias lidahku menari bergerak bebas di
dalam mem3knya yang sempit (masih aman karena selaput dara berada lebih
ke dalam).
Begitu sampai di klitorisnya (yang sebesar kacang kedelai), langsung kukulum tanpa ampun
“Akhh.. sstt.. ampuun… aduuhh.. enaaak.. stt” racau gadis perawan SMU berjilbab itu sambil menggeleng-geleng kepalanya yang masih terbungkus jilbab menahan serbuan kenikmatan yang menggila dari lidahku.
Dengan gerakan halus, kuusap-usap klitorisnya dan siswi berjilbab itu makin kelojotan dan tidak begitu lama terjadi kontraksi di mem3knya. Aku tau Rina akan klimaks lagi, makin kupercepat permainan lidahku.
“Akhh.. sstt.. ampuun… aduuhh.. enaaak.. stt” racau gadis perawan SMU berjilbab itu sambil menggeleng-geleng kepalanya yang masih terbungkus jilbab menahan serbuan kenikmatan yang menggila dari lidahku.
Dengan gerakan halus, kuusap-usap klitorisnya dan siswi berjilbab itu makin kelojotan dan tidak begitu lama terjadi kontraksi di mem3knya. Aku tau Rina akan klimaks lagi, makin kupercepat permainan lidahku.
Sesaat kemudian, sambil tangan kirinya semakin menutup mulutnya
semakin erat,gadis berjilbab berseragam abu-abu putih itu menjerit
sambil badannya meregang. Mengalirlah dengan deras cairan cintanya itu,
tentu saja yang telah kutunggu-tunggu itu. Kujilati semua cairan yang
ada sampai mem3knya mengkilap bersih, rasanya segar, gurih dan enak
sekali.
Beberapa saat, kubiarkan Rina istirahat sambil tersengal-sengal
mengatur napas terduduk lemah dibangku panjang digubug itu, bersandar
didinding. Aku duduk disebelahnya lalu kupeluk erat dengan mesra,
kukecup keningnya, dan kedua pipinya. Sambil memandangku, wajahnya
tersenyum malu. Nampak wajahnya merah padam setelah mengalami orgasme,
serta malu karena melakukannya denganku. Aku menduga baru kali ini siswi
berjilbab itu merasakan nikmat begitu dasyat, sampai lemas sekujur
tubuhnya. Setelah nafasnya mulai normal, kuciumi bibirnya dengan lembut.
“Nikmat sekali kan Rin? Ingin lagi? Masih kuat kan?” kataku dengan mencium bibirnya lagi.
Gadis cantik berjilbab itu hanya diam sambil memalingkan wajahnya, namun tidak ada penolakan dari tubuhnya. Kupalingkan lagi wajah cantknya menghadapku dan kucium rada lama bibirnya dengan lembut.
Pelan-pelan aku kembali memosisikan tubuhku dihadapannya. Kont0lku tepat berada didepan mem3knya. Kulepaskan celana dalam seksinya, lalu lambat-lambat kumajukan pinggulku, menggesekan kont0lku ke mem3knya.
Gadis cantik berjilbab itu hanya diam sambil memalingkan wajahnya, namun tidak ada penolakan dari tubuhnya. Kupalingkan lagi wajah cantknya menghadapku dan kucium rada lama bibirnya dengan lembut.
Pelan-pelan aku kembali memosisikan tubuhku dihadapannya. Kont0lku tepat berada didepan mem3knya. Kulepaskan celana dalam seksinya, lalu lambat-lambat kumajukan pinggulku, menggesekan kont0lku ke mem3knya.
“Oh..hmm..” gadis manis berjilbab itu kembali mendesah bergairah, pasrah kusetubuhi ditengah hutan yang sunyi itu.
Baju seragam SMU nya sudah teronggok dilantai gubug, disamping celana dalamnya. Wajah gadis alim berjilbab itu yang pasrah membuatku nyaris tidak mampu mengendalikan birahiku.
Kulumat bibirnya dengan rakus, tanganku bergerak ke bawah dan menggenggam kont0lku, semakin intens menggesek-gesekkan kont0lku ke mem3k ranumnya, membuat siswi berjilbab itu semakin menggelinjang karena rangsanganku. Sembari melumat bibirnya, tangan kiriku turun mengusap payudaranya dengan gerakan melingkar di bawahnya menuju ke arah puting lalu menyentil dan memilin pentil gadis cantik berjilbab itu. Kemudian gantian punggungnya kuusap dengan usapan ringan sampai siswi berjilbab itu merasa kegelian.
Baju seragam SMU nya sudah teronggok dilantai gubug, disamping celana dalamnya. Wajah gadis alim berjilbab itu yang pasrah membuatku nyaris tidak mampu mengendalikan birahiku.
Kulumat bibirnya dengan rakus, tanganku bergerak ke bawah dan menggenggam kont0lku, semakin intens menggesek-gesekkan kont0lku ke mem3k ranumnya, membuat siswi berjilbab itu semakin menggelinjang karena rangsanganku. Sembari melumat bibirnya, tangan kiriku turun mengusap payudaranya dengan gerakan melingkar di bawahnya menuju ke arah puting lalu menyentil dan memilin pentil gadis cantik berjilbab itu. Kemudian gantian punggungnya kuusap dengan usapan ringan sampai siswi berjilbab itu merasa kegelian.
“Ohh.. Maas.. auughh.. gelii… Nikmat Maas..!!”
tangan kanan gadis berjilbab itu mencengkeram erat pundak kiriku sampai membuat pundakku lecet karena kukunya, sementara secara refleks tangan kirinya mulai ikut meremas-remas buah dada kirinya.. kakinya membuka lebar melingkar dipingganggku. Tatapan gadis berjilbab itu sayu, dikuasai sepenuhnya oleh nafsu birahi. nafasnya memburu. Siswi berjilbab itu memejamkan matanya. Desahan dam rintihannya semakin keras ketika kuciumi kening, pipi dan kujilat dan kugigiti daun telinganya dari luar jilbabnya.
tangan kanan gadis berjilbab itu mencengkeram erat pundak kiriku sampai membuat pundakku lecet karena kukunya, sementara secara refleks tangan kirinya mulai ikut meremas-remas buah dada kirinya.. kakinya membuka lebar melingkar dipingganggku. Tatapan gadis berjilbab itu sayu, dikuasai sepenuhnya oleh nafsu birahi. nafasnya memburu. Siswi berjilbab itu memejamkan matanya. Desahan dam rintihannya semakin keras ketika kuciumi kening, pipi dan kujilat dan kugigiti daun telinganya dari luar jilbabnya.
“Rina, tahan yaa.. mas akan kasih kenikmatan buatmu.. tapi awalnya
bakal sakit sedikit.. tapi kalo dah kebiasa pasti enak kok..”kataku
menenangkan gadis manis berjilbab lugu itu yang akan kurenggut
keperawanannya.
�%
�%
DOWNLOAD VIDEO BOKEP 3GP LEWAT HP KLIK DISINI
Artikel Terkait
0 comments:
Post a Comment